Sunday, August 23, 2009

Hate That But I Like It

Tampaknya sekarang bukan menyentil hati saya lagi seperti tulisan sebelumnya, tapi meremas tepatnya. Sebenarnya saya suka saat-saat dimana saya lagi galau dan sangat menikmatinya. Tapi kalau untuk kembali jatuh di tempat yg sama saya ga mau juga.Sudah cukup buat saya merasa ada di titik abu.

Entah ini yg dinamakan The Power of Feeling, yg jelas ga mungkin juga kebetulan selalu muncul bersamaan. Atau jangan-jangan karma dalam kehidupan nyata saya meningkat gara-gara saya suka naikin karma di plurk ya?

Hmm..

Saturday, August 22, 2009

5%

Entah kenapa sepertinya ada yg menyentil hati saya, dan saya suka hal tersebut karena saya jadi niat nulis!

Sudah setahun lebih yg lalu, saya bilang pada teman-teman dekat saya bahwa saya akan memberikan sebuah dedikasi untuk mereka karna telah ikut serta berperan dalam menyalakan dan memberi banyak warna pada kehidupan saya, yg mana saya akan memberikannya setelah kelulusan SMA beberapa bulan yg akan datang (Whuaaaaaa tar lagi meninggalkan putih abu!). Dan tau ga, si yg mau saya kasih ke mereka itu belum nyampe 50% jadi, mungkin baru 5%.

Saya agak bingung sih, antara melanjutkan atau tidak. Kalau saya melanjutkan takut saya jatuh lagi di lubang yg sama (damn it!), tapi kalau ga saya lanjutin ga asik, kesannya hidup tidak menghasilkan apa-apa. Masalahnya kalau menjalankan sesuatu tanpa rasa ikhlas dan cinta itu ga enak. Heuheu..

Oke deh, saya akan berusana menyelesaikannya dan memanfaatkan waktu kosong yg pasti bakal banyak di bulan puasa ini untuk mengerjakannya. Minimal 50% di bulan puasa beres, sebelum saya harus pusing dan stress dalam the suck things semacem UN, US dan sejenisnya.
Doakan saya teman!

Sombong

"Kamu ih sombong!" kata temen saya yg setiap hari ketemu tapi dia ga pernah nyapa saya.

Euh, yg kaya gini nih, yg harus di (bahasa halusnya apa ya? kan lagi puasa), yah yg harus di itu lah. Kalo udah lama ga ketemu dan ga ada kabar ya oke lah, ini yg perasaan dianya yg sombong malah tiba-tiba bilang sombong.
Heuuuuuu

Thursday, August 20, 2009

butuh pencerahan

Beberapa waktu yg lalu saya baca di salah satu blogspot milik kenalan saya dan kembali membukanya barusan karena tiba-tiba kepikiran,

“After all, berprasangka baik kemudian kecewa masih lebih baik daripada berprasangaka buruk dan mendapati prasangka itu salah. Kemungkinan terburuk kan kecewa juga, sama.”

Intinya, lebih baik berprasangka baik walaupun akhirnya kecewa.

Kasus 1:
Kamu punya teman atau pacar atau siapalah itu, kamu mengira bahwa dia lah yg paling mengerti kamu, yg paling tau seluk beluk kehidupan kamu, yg sangat bisa dipercaya dan diandalkan, dan sebagainya yg intinya, di mata kamu dialah yg paling baik.
Dan ternyata dugaan kamu itu salah.

Kasus 2:
Kamu punya teman atau pacar atau siapapun itulah, kemu mengira bahwa dialah teman/pacar yg paling menyebalkan, dialah teman/pacar yg akan sangat merepotkan, dialah teman/pacar yg sangat tidak nyambung, dan sebagainya yg intinya, di mata kamu dialah yg paling buruk.
Dan ternyata dugaan kamu salah.

Saya pribadi, lebih suka kasus 2 dan kurang setuju dengan pendapat bahwa lebih baik berprasangka baik walaupun kecewa akhirnya. Mending kalau kita berprasangka baik dan akhirnya akan menemukan kebaikan, tapi kalau kenyataannya buruk? Emang bisa gitu, fine-fine aja? Dan yg untuk berprasangka buruk kemudian mendapati kenyataannya bahwa ternyata baik, paling juga malu dan berakhir dengan happy ending.

Ga tau juga sih ya, saya juga sebenernya masih berdebat sama diri saya. Ketika saya sedang baik-baik saja memang saya sangat sependapat dengan ‘lebih baik berprasangka baik walaupun kecewa akhirnya.’
Hmmm...
*fyi saya lebih suka cerita lewat tulisan dan ga demen cerita langsung, that's why saya demen ngeblog.

Kelanjutan tulisan di blogspot tersebut yg sangat saya setujui,
"Jadi kenapa mesti buang waktu ber negative thinking dan nambahin kerut2 yang bikin penuaan dini?
Mendingan juga waktu bernegative thinking kita subtitute dengan berpositive thinking jadi walaupun sesekali kita sial dan kecewa, paling nggak kerutan penuaan dini yang terjadi nggak akan terlalu dalam."

Sunday, August 16, 2009

Galau

Ihiks..

Michael Jackson - One Day in Your Life
Michael Jackson - You're not Alone
Weezer - Butterfly
Weezer - Island in the Sun


Puncak, 16 Agustus 2009 12:12 pm

Puncak Hati

Melodi indah mengalun sempurna di tengah lautan bintang. Mengalirkan sengatan listrik yang anehnya, membuat jantungku berpacu cepat, cepat tapi nyaman. Mengenyahkan segala rasio yang kupunya dan membuat mereka segan kembali.

Gila.

Dinginnya udara luar membuat jiwa-jiwa menggigil, dengan ketinggian yang luar biasa. Tapi tidak untukku. Letupan kecil api indah berhasil menghangatkan jiwaku yang semula beku.

Terimakasih karena kamu ada.
Terimakasih karena jiwamu tak henti menghangatkanku, walaupun aku berada di puncak tertinggi.

Malam yang cerah membuat bintang enggan berpamitan.
Malam yang cerah menahan bintang di hatiku untuk pergi.

Puncak, 16 Agustus 2009 1:36am

Saturday, August 15, 2009

Semangat!

Saya ga ngerti kenapa teman saya di Facebook menuliskan sesuatu di wall saya seperti ini:

'Stiap hari adalah hari yang baru dan kesempatan yang baru untuk sukses.., setiap hari mestinya kita hargai sebagai berkat.., setiap hari adalah waktu untuk keberanian dan prestasi.., segalanya mulai dari menghabiskan hari yang sangat melelahkan hingg...a menjadikan segalanya berhasil : ) tetap semangat...!!!!'



Malkist Abon

Bermula dari bertransmigrasinya saya ke tempat duduk teman saya yg lagi kosong untuk mencari makanan, ada seorang teman saya yg mana si empunya kursi mengerti dengan masalah yg sedang saya hadapi saat itu. Yoi, saya kelaparan!

“tuh di kolong meja ada Malkist Abon, ambil aja,” kata temen saya.

Asik!

Bel tanda istirahat berakhir berbunyi, saatnya pelajaran Seni Rupa dan si guru langsung masuk kelas ketika saya baru menggigit Malkist Abon. Ketika itu saya duduk paling depan di pojok (fyi, saya suka pindah-pindah tempat duduk dan bukan tipe orang yg setia), untungnya bukan di depan guru banget. Jadi saya masih bisa makan sembunyi-sembunyi. Si guru pun keluar sejenak, 2 orang teman saya langsung menghampiri.

“Pengen doooong…” Kata Farissa di susul Gita.

Guru Seni Rupa nongol.

“Punya April.”

Gara-gara si Guru muncul, mereka pun berlagak menanyakan motif apa yg bagus untuk dituangkan pada gambar mereka. Saat Guru ta melihat, mereka langsung merampok malkistnya. Oke deh, cemilan saya berkurang!

Setelah merampok, mereka pergi sambil menyembunyikan hasil rampokannya dan memakannya diam-diam di belakang.

Tak lama kemudian, ketika Guru ada di samping saya sedang memeriksa buku gambar A3 milik Gema, Rai yg dari tadi di belakang udah teriak-teriak menghampiri saya sambil tersenyum ga enak.

Heuheu..

Cemilan saya berkurang lagi. Dasar nekat. Motif Rai sama seperti Farissa dan Gita, pura-pura nanya ke saya. Oke, dia pun pergi merayap setelah mendapatkan apa yg dia mau.

Setelah itu teman-teman saya yg menyadarinya, khususnya Galuh yg lagi puasa maki-maki saya gara-gara saya makan di depan dia. Hoho..

Payah deh, untuk urusan sembunyi-sembunyi saya bukan jagonya. Dan pelajaran yg bisa dipetik dari kisah diatas adalah: JANGAN MAKAN DI KELAS KETIKA SEDANG BELAJAR KARENA DAPAT MEMANCING JIWA PENCURI UNTUK MENCURI CEMILAN!

Basket

“Bundoooo main basketnya jagooo..!” teriak Rai yg jadi wasit ketika para cewe bermain basket. “Tau gitu masuk basket ajaaaa…!!” lanjutnya.

Emang gue jago, kemana aja lo?

Heuheu.. begitulah jawaban narsis dari lubuk hati terdalam.

Jadi selama 2 tahun saya bersekolah di sekolah saya, olahraga cewe-cowo dipisah, dan sekarang cewe-cowo digabung! Banyak ga enaknya sih, soalnya cowo-cowo di kelas saya ga ada yg cakep. Dan yg jadi azabnya, saya kembali harus merasakan sensasi aneh yang ga bisa saya sebutin juga kenapa.


Dari kecil saya pecinta olahraga. Saya suka olahraga yg ada lari-lariannya dan sangat benci yg namanya bending. Untuk urusan bending, mau deh saya keliling lapangan bola 10 kali dari pada bending 50 kali.

Udah ah. Intinya saya kangen main basket!

Saturday, August 8, 2009

Sinih Aku Masakin

Aku tidak punya racun untuk kujadikan bumbu masakan yg lezat sayang.
Aku malas masak tanpa racun, karena tanpa racun kamu akan baik-baik saja memakan masakanku.
Aku tak mau kamu baik-baik saja, aku ingin kamu kejang-kejang dan tewas dengan mulut berbusa setelah memakan menu spesial buatanku.
Dan aku akan senang hati menggalikan liang lahat untuk kamu, berapa meter pun kedalaman yang kamu pinta.
Aku akan gali dengan segenap tenagaku.
Karena aku mencintaimu sayang!



Monolog - Riesca Dwi Putri Dhamayanti
Horison, Edisi 1 th. 2009

Monday, August 3, 2009

Kapan Majunya?

"Bu, kalo semuanya dianggep ga enak, kapan kita bisanya?" tanya Kodok membalas pertanyaan ibunya.

Yayaya.
Pertanyaan tersebut cukup menyadarkan saya.
Kalau saya males, kapan majunya?
Kalau saya ngikutin keinginan saya tanpa usaha, kapan majunya?
Kalau saya ngikutin emosi, saya kapan majunya?
Kalau saya terus mengeluh dan tidak mau belajar, kapan majunya?

Oke, mulai sekarang saya akan berusaha mengesampingkan keburukan-keburukan yg ada dalam hati saya. Selamat Berjuang!

Saturday, August 1, 2009

Menangislah

Beberapa hari yg lalu, anggaplah teman saya yg bernama Capcay menangis tersedu-sedu. Teman saya yg lain (anggaplah Mie Ayam) yg kebetulan sedang berdua dengannya bingung apa yg harus dilakukan. Dan akhirnya Mie Ayam pun memanggil saya. Saya segera menemui Capcay yg baru putus dari mantannya itu seminggu sebelumnya.

Capcay pun tiba-tiba berkata dalam isakannya, “Gue ga bisa lupain dia..”

“Sttt… Udah ahh..” saya memeluknya sambil berusaha menenangkannya.

“Masalahnya tiap hari kita ketemu, kita barengan terus, dan itu makin susah buat gue untuk lupain dia..” kata Capcay yg masih menangis.

Dan perkataan dari mulut saya yg cukup membuat Mie Ayam melotot pun terlontar, “Ya udah, kalo emang pengen nangis ya nangisin aja sepuas-puasnya. Ga apa-apa. Hari ini kamu boleh nangis, yg penting besok harus udah seneng lagi.”

Saya berkata seperti itu bukan tak beralasan, tapi karna saya juga pernah ada di posisinya beberapa waktu lalu—sampai sekarang malah. Sebagai seorang cewe yg sama-sama bergolongan darah A, sepertinya saya dan Capcay senasib. Ga mudah buat saya untuk lupain dia—dulu. Dan akhirnya saya bisa moving on juga setelah sekian lama. Saat ini juga saya setiap hari selalu ada di dekatnya, tanpa banyak percakapan yg sepertinya sudah menjadi hal biasa semenjak dia bukan siapa-siapa saya lagi.

Capcay ga tau tentang kisah saya yg itu, dan saya pun tidak berniat untuk menceritakannya. Biar nanti aja mereka semua tau, bukan dari mulut saya. :)