Friday, February 26, 2010

Semu

Mengapa kamu begitu semu, membuat semuanya semakin tidak jelas?
Kabutmu terlalu tebal, membuat mataku yg sudah minus ini tidak bisa melihat apa-apa. Bahkan untuk berjalan pun aku perlu pendamping, agar aku tidak terpeleset lalu terjatuh, dan untuk membantuku mengarungi lembahmu tentunya. Mataku sangat perih, dan aku tidak sudi jikalau mataku membendung air dan kemudian membasahi pipi karenamu.

Mengapa kamu begitu semu, menyulitkan hidup orang-orang yg seharusnya baik-baik saja?
Penerangan di sini cukup buruk, jangan tambah kau nodai semakin hitam. Arangmu menempel pada apapun yg kamu sentuh, yg bahayanya menyisakan noda kotor yg sulit dihilangkan.

Kamu terlalu semu, aku tersesat karenamu.

Tuesday, February 23, 2010

Kata Lily Allen: "Do you really enjoy living a life that so hateful?"

Aku senang karna aku tenang.
Aku tenang karna aku cukup menjadi aku, dan aku menang.

Perasaan tegang tidak menghantuiku lagi, karna terbukti sudah aku berasa di jalan yang benar, terbukti sudah bahwa perkataannya menyimpang, bahkan tak sesuai kenyataan.

Ah sial, menulismu di sini ternyata membuatku semakin benci padamu.

(Kepsek SMA pernah bilang ketika study tour ke Bali dan kita terkena masalah, kalo masalah itu jangan dihadapi dengan hati, tapi pakai otak atau logika. Dan maafkan saya Kepsek, karna saya masih belum bisa seperti itu. Saya masih belajar, dan terus berusaha. :))

Sunday, February 21, 2010

Masih Ingin Membunuh

Dua hari ini aku tidur cukup tenang, walaupun ketika mataku terbuka, aku merasa sangat terganggu. Dua hari ini juga, terpejam merupakan pilihan terbaik dari pada aku tersadar dan mulai jenuh dengan pikiran-pikiran tentang kalian.

Anehnya, ketika aku terpejam, kalian tetap menggangguku. Kalian tertawa bak iblis dan ingin menghancurkanku. Aku kecewa padamu, bukan padanya. Padahal di mimpi beberapa waktu yg lalu, kamu berusaha memegang tanganku, membawaku ke tempat yg menurutmu menyenangkan.

Dua hari ini yg seharusnya menjadi hari yg bebas dan tanpa beban, menjadi sangat tidak berarti karna kepenatan jiwaku. Bisa-bisa aku gila karna kalian.

Dan aku sekarang mengerti, alasan seseorang yg ingin hilang ingatan, tidak mau mengingat masa lalunya.

Aku benci kamu.
Aku benci dia.
Aku benci kalian.
Aku benci diriku yg mulai gila karna kalian.
Tahukah kamu seberapa besar rasa inginku untuk membunuhnya?
Sayang, ini salahmu, tapi dia yg semakin ku benci.

DasarMunafik

Semakin tipis perbedaan antara orang munafik dan yg tidak. Hidup saya dikelilingi oleh orang-orang rancu, yg kata Kodok bahasa Prancisnya adalah kabetrik.

Semakin ga ngerti saya. Berasa kejebak antara orang-orang ga jelas dan perlu dipertanyakan asal usulnya.

Ada ya, orang yg ngaku leukemia stadium 4 tapi ga mati-mati juga. Semakin ingin ngebunuh orang itu biar cepet mati sekalian.

Thursday, February 18, 2010

Magma Janganlah Murka

Aku tak tahu isi otakmu, dan kamu tak tahu isi otakku.
Kita tidak berbicara, karna aku tak mau.
Aku tau itu salah, tapi kamu lebih patut disalahkan.

Kalian mungkin benar, tapi aku tetap tidak akan menyesali apabila hatiku salah. Setidaknya aku telah memilih, walaupun belum tentu itu yg terbaik.
Setidaknya aku telah berusaha, menekan gejolak ke dasar bumi.

Wednesday, February 17, 2010

Don't ever touch my H

Entah bagaimana caranya agar aku tidak menulismu di sini lagi. Semua orang menyuarakan kita, dan pekak telingaku mendengarnya. Bukannya aku munafik atau tidak mengakuinya, tapi memang benar aku tidak menginginkanmu walaupun sejujurnya hati kecilku berharap.

Rancu memang. Tapi itulah hatiku, tidak bisa ditebak dan cenderung tak terkontrol.

Luka yg pernah kau torehkan sudah cukup kering walaupun ada sayatan baru. Ku harap luka yg kemarin adalah yg terakhir, karna kita ada bukan tuk menyatu, seperti sebelum kita bersatu dulu.

H for Heart, Hate, and Hurt.

Tuesday, February 16, 2010

Jangan Paksa, Tolong

Aku sudah berkali-kali mengingatkan diriku sendiri untuk tidak terjatuh lagi di tempat yg sama. Hatiku telah mati, dan aku bersyukur untuk saat ini. Sedikit pengharapan terbayang di benakku, tapi rasa ketidak-inginan dalam diriku lebih besar.

"Get well soon ya."

Lantas, apakah aku harus mengulangnya?

Dulu aku sangat berharap, yg kemudian menjatuhkanku ke tempat berduri. Dan taukah kamu bahwa saat itu aku sangat terluka?

Sekarang semuanya telah berubah, meski rasa itu tetap masih ada. Tapi tembok pengingatku telah mempercanggih pertahanannya, sehingga menghalangimu menggali sang hati yg terkubur.

Waktu, jangan kembalikan masa itu. Berjalan lah, dan pertemukan aku dengan si penggali kuburan hati.

Taurus, sudah saatnya berakhir.
Biar lah ini menjadi yg terakhir dalam kita.

Ga Asik!

Di saat saya pengen share banyak hal secara langsung tentang kejadian tadi malam kepada para teman dekat yg haus berita tentang diri saya, ternyata si virus Influenza dan bakteri jahat lainnya sangat gigih menyerang imunitas tubuh saya yg menyebabkan jam segini saya terkapar batuk-batuk- meler-sedikit-demam di kasur yg anget kamar saya.

Tepat, saya ga sekolah hari ini.

Udah ah, bete. Paling juga nanti ceritanya udah ga rame. Tidur lagi ah.

Sunday, February 14, 2010

Let Me Kill You

Hello teman. Aku mau sedikit komplain sama kamu. Tapi kamu jangan marah ya, aku bakal nulis sejujur-jujurnya biar semuanya clear, dan aku bisa tenang.

Sebenarnya aku merasa kasian sama kamu. Kamu udah dikasih keluarga yg sayang sama kamu, tapi kamu menyalah-artikan kasih sayang mereka. Kamu dikasih teman-teman yg care sama kamu, tapi kamu terlalu berburuk sangka. Kamu dikasih kesempatan oleh-Nya untuk memperbaiki hidup, tapi kamu menyia-nyiakannya. Dan kamu dikasih pacar yg dalam urusan cinta almost perfect, tapi kamu menjadikannya perisai agar dia tetap mendukung kamu walaupun dia ga tau kalau kamu salah. Saya salut dengan alam lain yg telah kamu ciptakan. Bisakah kamu menceritakan prosesnya padaku agar aku mengerti maksud dan tujuanmu? Bukan untuk itu saja, kalau kamu mengijinkan, bolehkah aku membantu menyembuhkan jiwamu walaupun aku bukanlah seorang psikiater?

Sedih aku liat kamu kaya gitu. Tapi disisi lain, aku sangat ingin membunuhmu. Jadi gimana dong?

Saturday, February 13, 2010

Muka Lapis Ular Berbisa

"Trust me, dia masih suka sama lo makanya dia curhatnya sama lo. Salah satu tujuannya adalah, satu, buat liat reaksi lo. Dua, dia mau mastiin apakah lo jealous atau engga dengan semua curhatannya ke elo."

"Tapi dia bilang kalo dia sayang banget sama cewe cacat mental itu. Dan gini, gue sempet kenal banget sama dia.Dia itu kalo sayang sama cewe, pasti sayaaaaang banget."

"Menurut gue nih, dia akhir-akhir ini ngomongin tentang cewe dan ngeceng-ngeceng cewe lain, itu maksudnya untuk ngelupain dan ngalihin hatinya trus lupa sama cewe yg bener-bener dia suka, yg mana adalah elo. Dan caranya itu ga berhasil."

"Engga lah.Ngaco."

"Gue tanya, dulu sebelum kalian resmi jadian, yg nyatain deluan siapa?Dia kan?"

"Iya."

"Terus, cewe-cewe setelah lo, mereka deluan kan, yg mulai?"

"Maksud lo?"

"Iya, si para cewe deluan kan, yg ngungkapin ke dia?"

"Se-ceritanya dia ke gue sih gitu.Trus kenapa?"

"Kenapa malah lo yg bodoh gini? Lo pernah cerita kalo dia itu paling ga bisa nyakitin hati cewe, apalagi cewe yg suka sama dia. Dan dia juga ga bisa nolak cewe yg suka sama dia. Kemudian dia ngebales perasaan si cewe."

"Ga ngarti gueee..."

"Doooohh.. Ketika dia jadian sama lo, dia tulus, tanpa beban, dan emang ngikutin apa kata hatinya. Coba bandingin yg sekarang, dia jadian cuma untuk ngebales perasaan cewe yg suka sama dia, dan karna kasian, takut nyakitin perasaannya.Yaah..Walopun dia bilang dia mau serius sama yg sekarang. Tapi kan itu sama aja dia ngikutin paksaan hatinya, dan ga tulus."

"Ya bisa jadi kan, cintanya dateng belakangan.Kaya dulu aja gue gimana, suka sama dia setelah beberapa bulan putus. Dan sepertinya dulu gue kena karma. Udah lah ya, gue udah ga ada rasa juga sama dia. Yg bikin gue heran cuma satu, kenapa dia marah sama gue, padahal perasaan gue ga ngapa-ngapain cewenya juga. Say hi aja engga, apalagi ngobrol. Udah keburu enek gue."

"Itu cewe kan topengnya berlapis-lapis dan hatinya banyak, paling juga dia ngarang cerita dan muter balikin fakta. Kaya ga tau aja."

"Maka dari itu gue kecewa dia jadian sama si muka lapis."

"Jadi mau lo gimana? Ayo tentukan sikap. Dua temen kita yg 'punya' bilang bahwa dia masih suka sama lo."

"Gue ga pengen yg gimana-gimana juga. Gue pengen kita normal lagi. Gue ga pengen liat muka merah marahnya, karna dulu gue sering bikin dia gitu. Sadar ga lo, padahal ini awalnya masalah kecil doang."

"Berani ga, ngubah muka kusutnya?"

"Males ah, tar mikir yg macem-macem lagi. Satu yg gue pengen, lapisan mukanya kebuka satu persatu."

"Pasti, santai aja lo. Gue, sama anak-anak lainnya ga bakal jauh dari lo, dan kita bakal lindungin lo.Siapa tau dia pas ngelupas jadi sensitif dan langsung nyerang lo kaya ular mematikan. Anggaplah kita pawang ular buat lo."

"Pas banget ular, gue benci banget binatang itu. Thanks yaaaaa.."

"Itulah gunanya teman."

Friday, February 12, 2010

If You're Not The One

Sepertinya keputusan untuk bercerita ke 2 sahabat yg dianggap netral merupakan pilihan yg salah. Walaupun solusi dan prediksi mereka membuat saya tersenyum dan agak GR, tapi justru itu yg sebenernya bisa membebani pikiran dan hati saya tentunya.

Kesimpulan 2 sahabat saya sama, padahal saya cerita ke mereka ga dalam waktu yg bersamaan.

Ya, dan saya terpaksa membuka tulisan di masa itu untuk memberi penjelasan. Padahal semuanya udah lepas.

*backsound: Lenka - Dont Let Me Fall
Daniel Bedingfield - If You're Not The One

"If i don't need you then why am i crying on my bed...?"

Sunday, February 7, 2010

Dear Mr. C

Aku rasa ini bukan urusanku. Tapi, kenapa kamu mengundangku bergabung? Padahal jelas perihal itu sudah lama terkubur dan aku berpikir bahwa itu tidak akan bangkit lagi. Dan itu bukanlah Zombie, makhluk menyeramkan yg aku yakin satu, tidak ada orang yg ingin dikatakan Zombie.

Aku sedih, karena menuruti permintaanmu yg satu ini. Kamu berbohong, tapi sayangnya tidak sukses.Dan kamu tidak tahu itu.

Entah untuk kesekian kalinya aku ingatkan padamu, aku hidup tidak sendiri. Aku tidak bodoh untuk kamu peralat. Aku mempunyai banyak jaringan. Dan hal yg mungkin sangat tidak kamu sadari yg ternyata membuka kebohonganmu adalah kecanggihan dunia maya jaman sekarang.

Mungkin saja aku cemburu, tapi untuk menjadi benar-benar cemburu, tidak mungkin. Rasa kecewa lebih mendominasi hatiku dibandingkan cemburu dan cinta. Entah siapa yg akan kau pilih apabila hal tersebut terbongkar.

Satu pesanku, jangan terlalu banyak berpikir untuk menutupi semua itu, karena saking berpikirnya kamu, kamu melupakan kunci utamanya.

Aku harap kamu bahagia, tapi tolong, jangan bersamanya..

Play your playlist out loud :D

Dari bertahun-tahun yg lalu hingga beberapa waktu yg lalu, saya sering menghujat atau ngedumel sendirian dalam hati kalo ada orang yg lagi denger lagu pake earphone headset sampai si musiknya kedengeran padahal jarak kita sekitar 1 meter. Sering saya menemukan yg seperti itu dan saya menyimpulkan bahwa si Mas atau Mba itu budek. Orang-orang yg saya kenal pun sering saya tegur karna volumenya memang terlalu stereo.

Hingga akhirnya saat ini, saya menjadi sosok orang-orang itu. Emosi saya agak tersulut, dan saya memilih mendengarkan playlist lagu di hp. Karena tidak ingin menimbulkan keributan, saya menggunakan headset dan tanpa sadar volume saya naikan hampir dibatas maksimal.

Entah mengapa saya merasa nyaman. Saya tidak mendengarkan keributan di luar sana, dan saya tidak merasa gendang telinga mau pecah. Pengaruh emosi sepertinya.

Dan dengan playlist di hp ditambah saya ngelampiasin apa yg saya rasa di sini, perlahan emosi saya padam.

Ternyata mendengarkan lagu dengan volume yg tak wajar bisa menetralisir perasaan saya menjadi lebih baik.

Thursday, February 4, 2010

Terjebak, lagi

"Bau parfum kamu mirip baunya dia," ucapmu tiba-tiba.

Tahukah kamu bahwa seseorang menangis disini karena kalimat singkat itu?

Tidak, aku tidak mengharapkanmu kembali. Aku hanya teringat akan sebuah memori biru di mana kau dan aku melangkah bersama. Aku benar-benar tidak ingin merasakannya lagi.

tolong maafkan

Pertama saya mau minta maaf dulu pada beberapa teman dekat yg merasa tingkah saya aneh hari ini.
Kalian ga ada salah ko, cuma diri saya aja yg bermasalah.

Dalam kasus tertentu, saya ini sangat tidak ingin meminta untuk diselimuti, tapi cenderung kabur dan ujung-ujungnya salah paham ke mereka. Saya kurang suka berbagi hal buruk pada mereka.Saya lebih suka menebarkan cinta pada mereka karna saya sayang mereka.

Sekarang, ada hal buruk menimpa saya dan saya lebih milih memendam, seperti kebiasaan saya sebelumnya. Saya ga mau membebani mereka dalam urusan ini, karna mereka udah terlalu baik sama saya.

Kalau kalian baca, tolong maafkan, ini memang kekurangan saya