Wednesday, March 31, 2010

Pagi datanglah, mimpi segeralah berakhir

Apa urusanmu mengoprek-oprek privacy orang? Bukankah kita sudah berakhir sejak sekian yang lama yang lalu? Dan seharusnya juga kamu tahu bahwa itu tidak kecil bagiku.

Sahabatmu sendiri tak setuju dengan tingkahmu, tapi kamu malah tersenyum lebar, sunggingan picik, dengan mata membaramu yang bilang kamu menang.

Air mataku menetes dengan bibir yang terus mengucap seribu tanda tanya. Magma dalam jantungku berderu cepat, seolah butuh memuncratkan larvanya agar kembali tenang. Kedua tanganku bergetar hebat, tak tahan untuk tidak melayang. Hatiku sudah murka, pikiranku hanya membunuhmu. Aku benar-benar benci kamu.

Kamu menjelaskan bahwa aku yang ceroboh, aku yang bodoh, meletakkan benda sakral milikku di tempat yang tidak tepat. Diary pribadiku.

"Gue penasaran siapa cowo itu," ucapnya dengan tatapan kosong, tapi sangat iblis.

Tak kuasa tangan ini melayang ke pipinya, dan semua mata memandang ke arah kami.

Emosi disana begitu terasa disini.

Tuesday, March 30, 2010

Wae ah!

Sebuah pemikiran menyebalkan tapi menggarukan tiba-tiba melintas di kepala saya, dan langsung disanggah oleh bibir, "wae ah!"

Entah, saya bingung dan kesal.
Tolong jangan berasumsi yg macam-macam, karna tulisan ini sengaja saya buat ambigu.

Komunikasi itu sangat penting, tapi menjaganya sangatlah penting.
Sudahlah, hanya emosi sesaat.

Monday, March 29, 2010

Sebuah pelajaran berharga yang baru saya sadari adalah bahwa orang yg mengulangi kesalahan temannya dan melakukannya dengan sengaja bisa dibilang bodoh, karna ia bukannya belajar dari kesalahan tersebut, melainkan malah ikut-ikutan. Sama halnya dengan membalas dendam. Karna sudah menjadi kebiasaan, maka alam bawah sadar pun tak perlu repot-repot untuk mengomando. Maka, kurangi, hentikan, dan hilangkanlah sifat buruk tersebut

Otak Tanpa Perasaan, Hati Tanpa Logika

Hallo otak mungil.
Sebenarnya aku heran pada benda sepertimu, bisa menyimpan memori tak terhingga dan pusat pengatur tubuh. Dan ternyata banyak orang yang menyalahgunakanmu.
Malang sekali.

Terkadang aku menyesal, aku punya kamu tapi aku tidak memanfaatkanmu sebaik mungkin. Hatiku lebih berkuasa, padahal kamu adalah pusat pengaturnya. Contohnya saja, aku sering sekali merancang masa depan agar lebih baik lagi, tapi hanya hati tergores sedikit, rancanganku pun buyar. Aku memang tidak cerdas dalam hal ini. Bagaimana pun juga otak dan hati itu harus seimbang. Logika dengan perasaan itu harus seimbang.

Otak tanpa perasaan, hati tanpa logika. Ini baru kacau.

Saturday, March 27, 2010

Kebiasaan Bodoh: Telat Sadar

Gimana bisa saya baru ngeh sekarang tentang si pemacu hati ini. Kejadiannya kemarin malam, dan shocknya sekarang. Hebat bukan?

Sebenernya sih simpel, tapi entah mengapa ini agak mengganggu hati saya. Dan seperti biasa, saya selalu ga tahan untuk ga nulis di sini.

Oke, jadi kemarin malam sampai malam ini, banyak teman-teman saya yang mengirimkan SMS yg intinya, mereka sayang pada sahabatnya ini, dan saya harus memforward sms tersebut ke 20 sahabat saya, yang apabila kembali 7 sms, maka "kamu akan kembali pada orang yang kamu sayang 2 hari lagi.", jika tidak dilakukan, maka akan kehilangan orang tersebut.

Nah, karna saya lagi ga ada pulsa dan lagi ga sayang sama siapa-siapa juga, jadi buat apa bela-belain beli pulsa untuk menforward sms tersebut? Toh pembuktian seorang sahabat itu bisa lewat banyak cara, bukan hanya dengan menforward sms tersebut.

Dan saya baru sadar barusan tentang, "kamu akan kembali pada orang yang kamu sayang 2 hari lagi."

AKAN KEMBALI PADA ORANG YANG KAMU SAYANG.

Sedangkan tanpa saya menforward ulang sms tersebut, lebih dari 10 sms yang masuk ke hp saya.

Lantas...?
Balikan sama masa lalu gitu?
Hahaha, wae ah. Ngapain juga percaya sama yang gituan.

Sebenernya yang bikin ganjel itu karena ada satu dari sekian orang itu yang...., you know what i mean lah ya.

Ya gitu ah, mau sok-sokan jadi detektif dulu.

Menurut penelitian, orang yang sedang jatuh cinta itu bisa dikatakan gila, karena lebih banyak menggunakan perasaannya dibandingkan logika.

Friday, March 26, 2010

Kamu

Kamu aneh, menyodorkan seribu tanda tanya padaku.
Kamu pembohong, karna tidak menjadi dirimu sendiri.
Kamu kelabu, membingungkanku menilai hitam dan putih.
Kamu memberiku banyak hormon adrenalin, membuat janjungku berpacu lebih cepat.

Kamu sedih, aku sakit.
Kamu senang, aku kecewa.
Kamu dekat, aku benci.
Kamu jauh, aku rindu.

Kamu, sukses memberiku sayatan.
Baru kamu.

Saturday, March 20, 2010

Setia

"Kamu ga setia," tuduhnya padaku.

Aku menatapnya tajam, dan sesekali menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan seiring dengan detak jantungku yang memburu.

Ingin sekali ku menjelaskan, tapi bibir ini begitu kelu untuk berucap.

Belum hilang keteganganku, ia kembali berucap, "kamu jahat." Dan ia memalingkan wajahnya.

Asal kamu tahu, aku seperti ini karena kamu. Aku menjadi seorang Player karena kamu. Aku sulit setia pada pacar-pacarku sebelumnya karena kamu. Kamu yang seharusnya disalahkan, tapi aku jelas tidak bisa menyalahkanmu.

Sejak putusnya kita sekian lama yang lalu, aku berusaha mengalihkan hatiku pada lelaki lain yang pada awalnya mencuri hatiku. Tapi entah mengapa bayanganmu selalu menghantuiku setelah statusku sudah 'in relationship', padahal jelas kamu pun sudah berstatus yang sama denganku. Dan karena itu aku akhirnya putus dengan pacarku. Hal yang sama terus berulang, aku menjalin hubungan dengan lelaki lain, dan putus karena ternyata mereka bukan apa yang hatiku mau.
Ternyata tak ada yang seperti kamu, karena sebenarnya kamulah yang aku mau, kamu lah yang mengganjal hatiku, sampai sekarang.

"Kenapa kamu diem terus? Kenapa kamu tega putusin sahabat aku?"

Air mataku menetes. Selain merasa memburu, hatiku juga terasa teriris.

Ku kira dengan jadiannya aku dengan sahabatnya cukup bisa mengalihkan hatiku darinya. Tapi nyatanya tidak, semakin sulit justru.

"Hei, dengan kamu nangis gini ga bakal meluluhkan hati aku, ga bakal bikin aku ga tega sama kamu, karna kamu sendiri juga ga punya perasaan!" Ucapnya sambil mengguncang bahuku.

Kamu salah sayang.

Suara gemuruh di langit mulai terdengar, membuat suasana agak gelap, dan dingin. Para pengunjung pantai ini mulai berlarian menjauhi bibir pantai, menyisakan seorang perempuan dan seorang lelaki yang tidak merubah posisi berdiri mereka sedari tadi, yang mana mereka adalah aku dan dia.

Ombak semakin besar dan air mulai pasang, tak ada dari kami yang peduli.

"Kamu bener aku emang ga setia," ucapku akhirnya setelah sekian lama membisu.

Kilatan petir menjadi latar belakang kita, disusul dengan air yang menetes dari langit.

Ia hanya mendecak kesal mendengar ucapanku.

"Aku memang ga setia sama mereka, tapi ga bisa gitu aja kamu menyimpulkan aku ga setia."

"Jelas kamu ga setia, dan aku ga suka cara kamu mutusin sahabat aku."

"Sahabat kamu terima, dan dia tau bahwa dengan aku bersamanya, itu salah."

"Ga, kamu salah. Dia sangat kehilangan kamu. Asal kamu tau, aku paling ga suka kalo sahabat aku ngerasain hal yang sama kaya yang aku rasa dulu, karna itu sakit..."

Air mataku terus menetes, tapi sepertinya dia tak bisa membedakan apakah itu air mata atau air hujan.
Air laut telah menggenangi hingga tumitku. Tapi aku tetap berdiri disini.

"Sahabat kamu yang bikin aku tersadar, bahwa aku ternyata bukannya tidak setia, melainkan mereka bukanlah yang aku cari. Dan asal kamu tau, ternyata aku tetap setia pada satu jiwa. Jadi tolong jangan sebut aku tidak setia."

"Dia sakit karna kamu."

"Dia sakit karna nyembunyiin penyakitnya dari kamu, dari kalian."

Spontan aku menundukkan kepala, dan tampaknya ia terkejut.

"Trus kenapa kamu putusin dia? Udah tau dia punya penyakit, tapi kamu malah ninggalin dia."

"Dia yang mutusin aku..., dia sengaja bilang kalo aku yang mutusin dia."

"Ko bisa...?"

"Karna dia tau hati aku sebenernya untuk sahabatnya. Dan dia yang menyadarkan aku akan perasaanku ini."

"Maksud kamu, sahabatnya yang mana?"

"Kamu," ucapku lemah seiring deruan petir yang tak karuan menyambar. "Walaupun aku gonta-ganti pacar terus, tapi hati aku bukan untuk mereka. Walaupun kita udah berakhir 3 tahun yang lalu, tapi setiaku ternyata belum berakhir. Karna setia sama kamu, aku ga setia sama mereka."

"Jadi...?"

"Jadi kamu salah dengan mengatakan aku tidak setia."

Dinginnya udara dan air tidak banyak mempengaruhi panasnya jiwaku. Mungkin jiwanya juga.

Sudah cukup penjelasanku untuk saat ini, lebih baik aku pergi meninggalkan tempat ini dengan berharap kejadian barusan hanyut terbawa ombak. Aku pun berjalan menuju permukaan tanpa pamit, meninggalkan dirinya yang mematung dengan air yang menggenang hampir selututnya.

Aku terus berjalan menuju penginapan rombongan kami, dan ia mengikutiku di belakang.

Wednesday, March 17, 2010

curcol dikit

Nyaris aja terjadi isak dan tangisan bombay di pagi ini. Biasalah, si bungsu yg penuh harap ini harapannya tidak sesuai dengan kenyataan. Dan karna hal-hal lainnya.

Ya udahlah ya.

Oke, sebenernya si rasa ingin nangis ini masih ada. Tapi karna sekarang saya udah ada di sekolah menunggu masuk UTS, jadi ya ga bisa juga nangisnya. Sebenernya bisa aja sih.
Hah, makin kesel ini mah.

Oke, saya nulis ini sambil berkeliaran jalan-jalan. Dan tampaknya kehidupan saya hari ini akan menyebalkan.

Udah ah, jadi ga mau nulis apa yg sebenernya saya mau tulis.
Pengawasnya udah dateng.

Sunday, March 14, 2010

Berasa Mimpi

Oke, terimakasih kepada sahabat tersayang, Kodok yang telah membuat suatu kenangan yg sampai sekarang, saya ga percaya kalau itu telah terjadi. Kemarin saya menemani Kodok yg lagi ngedrop dan sangat sedih untuk menggalau. Dan gokilnya kita pulang UTS jalan dari sekolah sampai Indomart deket kantor polisi Sukasari. Bener-bener ga kerasa, karna emang topik kita ga ada habisnya.

Kodok yg rumahnya di KPAD tinggal jalan lagi buat pulang, sedangkan saya nunggu angkot Cimahi - Ledeng dulu. Kodok memutuskan nungguin saya sampe dapet angkot, dan itu sangatlah lama. Ketika saya mau ngesms abang buat ngejemput, ternyata ada orang berseragam familiar naik motor.

"Garpu! Udah lo bareng sama dia aja Ndo!" Kata Kodok yg udah tau dari saya kalo rumah saya dan Garpu searah.
"Ga mau!"

Si cowo familiar yg statusnya lagi ga jelas sama saya (entah musuhan, marahan, atau apapun itu sejenisnya, yg jelas hampir 3 minggu kita ga bertegur sapa) itu mendekati kita dan nanya kenapa kita ada disana. Dengan santainya Kodok jawab, "Ini nih, nungguin Indah dapet angkot!"
Saya cuma diem karna emang jelas Garpu bukan ngajak ngomong saya.

"Eh, lo mau kemana?" Tanya Kodok.
"Pulang." Jawab Garpu.
"Rumah lo dimana?"
"Tuh tuh, dimana sih, apa sih namanya?" Tanya nya sambil menunjuk saya dengan mata ga enak.
"Sariwangiiiii.." Jawab saya males.
"Tuh kan deket, ya udah barengan aja!"
"Ga, jauh. Harus kesananya lagi." Kata dia.
Heuuuuu minta dimakan! Segitu deket.

"Ga ah, gue naik angkot aja kodooookk..."
"Lama ah nunggunya. udah barengan aja biar cepet!"
"Ga mau ah."

Kodok pun terus maksa-maksa kita dan gokilnya Garpu tetep nunggu kita, mungkin ada perdebatan 15 menitan.

"Heh, lo ajak dong Indahnya pulang!" Kata Kodok ke Garpu.
"Emm.., jadi gimana, mau bareng ga Ndah?"
"Ga mau ah, takut ngerepotin." Jawab saya agak sinis.
"Ngerepotin ga, engga kan?" Tanya Kodok galak ke Garpu.
"Engga ko."
"Ga ah, matanya bohong. Kalo ga iklas kan ga enak."
"Udaaaaahh.. sana gih pulang barengan!" Paksa Kodok.
"Ya udah, lo aja yg bareng Garpu. Kagok amat."
"Ya engga lah, kan rumah kita ga searah. Udah lo bareng Garpu aja!"
"Ga mau, mau ngunggu angkot aja."

Teruslah Kodok maksa-maksa. Hingga akhirnya saya meingiyakannya.
"Anter Indah sampe rumahnya ya. Kalo engga awas aja lo."
"Iyaa.. Ayo." Ucapnya ke saya.
"Ya udah, lo balik gih!" Ucap saya ke Kodok.
"Ga mau, gue pengen memastikan kalian pulang bareng dulu. Lagian rumah gue mah deket."
Heuu.. padahal rencana saya, kalo Kodok udah pergi, saya mau naik angkot aja dari pada bareng Garpu.

Dan akhirnya saya naik ke motornya Garpu, dan pergilah kita dengan ancaman Kodok ke Garpu.

Di jalan saya diem aja. Selain karna males ngomong, tapi saya juga bingung mau ngomong apa. 3 minggu terakhir ini kita lagi ada kasus, gara-gara cewenya Garpu yg calon PSIKOPAT. Saya kesel sama Garpu, karna omongan dan nasihat saya kaya yg ga didengerin sama dia. Dan kayanya Garpu cerita ke cewenya apa yg saya omongin ke dia, dan si Sayko itu memutarbalikkan fakta! Kaya yg baru berapa hari gitu ya, gue kenal sama Garpu dan dia ga percaya.

"Ga ngerepotin?" Tanya saya mengawali obrolan.
"Gpp ko."
"Bener? Kan kalo ga ikhlas guenya juga yg ga enak."
"Iya bener. Lagian aku mau langsung pulang."
Woohooooooo... 'AKU'!

Terjadilah percakapan-percakapan lainnya, yg mana kebanyakan dia yg ngomong dan saya ga begitu nyimak.

Sampai lah kita di depan rumah saya. Biasanya, orang-orang yg mengantarkan saya pulang itu ngedrop saya di pinggir jalan, ga sampai masuk pager rumah yg selalu terbuka sepertiganya. Nah, dia engga! Dia berentiin motornya pas banget di depan rumah saya, yg mana pintu rumah kebuka. Oh no!
Saya liat motor-motor dan mobil ga ada, bagus, artinya di rumah ga ada siapa-siapa, cuma ada Bibi doang.

Saya pun berbasa-basi ngajak dia masuk tapi berharap dia ga mau.
Ehhhh...
Dengan alasan mau minum dia mengiyakan ajakan saya.
Sial.

Kita pun masuk rumah. Dia awalnya ngekor saya sampe dapur, tapi akhirnya memutuskan untuk duduk di depan tv. Padahal saya ga nyuruh dia duduk! Dan lancangnya lagi, dia buka toples kue yg ada di meja dan makan isinya. Oke, anda orang yg statusnya bukan orang terdekat saya lagi, tapi anda adalah orang terlancang yg bersikap seperti itu. Temen-temen deket saya aja ga separah itu, walaupun ada sih. Tapi kan temen deket statusnya ya TEMEN DEKET, ga kaya dia.

Saya pun ngambilin dia minum, dan setelah dia minum saya bermaksud ngusir dia dengan bertanya, "Trus..? Trus apa...?"

Dan dia tetap duduk manis sambil makan kue kering dan ngajak saya ngobrol. Bagus!
Dia curcol dikit tentang cewenya. saya ngedenger aja, dari pada komen. Soalnya ceritanya ngaco, ngawur abiiisss...
Bukan Garpunya yg ngawur, tapi cerita cewenya yg di reka ulang sama Garpu yg ngawur.

Ternyata Mama ada di rumah. Gawat ini, takut disangka ini orang ngapain ke rumah. Rumah pacarnya aja ga pernah disinggahin, ini udah berkali-kali ke rumah saya, dan 2 kali kita cuma berdua.

Mama pun ngingetin solat, untung kita belom solat. Dan dia pun pamit. Baguuuuuuussss...!

Oke, ada hal yg aneh saat itu. Raut mukanya Garpu ketika awal kita ketemu tadi beda dengan ketika kita udah di rumah. Di rumah, dia adalah seorang dia yg saya kenal, dia yg ilkhlas. Tapi kaya yg nyembunyiin emosi apa gitu.

Saturday, March 13, 2010

March 13, 2010

Bulan di atas kegelapan bumi tidak cukup menghangatkan. Menyinari memang, tapi tetap saja gelap. Perlahan Matahari mengusir Bulan, menunjukkan pada dunia bahwa ia lah satu-satunya yang bisa menghangatkan bumi, menyinari jagad raya ini dengan 5.800 derajat kelvinnya. Tak lupa, ia juga mengatur irama kehidupan, mengatur skala waktu.

Senja kita mulai memudar, tapi comulonimbus tebal yg terlihat tipis itu masih ada, siap menutup Matahari dan kembali menghilangkan kehangatan. Betapa jahatnya comulonimbus, berusaha mendajikan langit ini gelap, dan menjadikan bumi ini dingin.
Aku benci awan itu, belum lagi efeknya yg berkepanjangan sangat merugikan.

Matahari, maukah kau menerangi hidupku, memerangi comulonimbus, menciptakan kehangatan?

Aku sangat berharap, karna awan jahat itu selalu menggangguku.
Mengganggu kita.

Friday, March 12, 2010

Ayo Meminta Maaf

Mengakui kesalahan kemudian meminta maaf itu sangat indah walaupun si rasa gengsi itu suka ganggu. Dari pada kita kekeuh ngebela diri dan ga pengen disalahin, atau nambah cari ribut, mending minta maaf deluan walaupun ga jelas juga siapa yg salah.

Terimakasih pada 2 sahabat yg mendalangi otak saya untuk tetap bertahan dan menyelesaikan masalah.

Yang jelas buat saya, mengakui kesalahan kemudian meminta maaf itu sangat membuat hati tenang dari pada saya tau saya salah tapi tidak mau mengakuinya. Setidaknya saya udah sadar saya salah, saya dapet pelajaran dari kesalahan sehingga semoga saya tidak mengulanginya, dan tinggal urusan orang itu mau maafin saya atau engga.

Btw antara asik ga asik nih, momen-momen terakir SMA ditutup sama yg aneh-aneh

Wednesday, March 10, 2010

1095 Rotasi

Tidak hanya siang dan malam saja kita tercipta dalam sebuah masa. Matahari terbit hampir 1095 kali untuk kita, bukan 1 atau 2 kali.

Lantas, hanya karna Seberkas Kelabu, biru kita mendung?
Lantas, hanya karna Seberkas Kelabu, cerah kita luntur?
Lantas, hanya karna Sang Kelabu nafas kita memburu?
Lantas, hanya karna Sang Kelabu jantung kita berpacu?

Lantas, kamu menganggap aku apa?

Aku tidak butuh jawabanmu.
Biar waktu yang menjawab, di 1095 rotasi bumi kita.

Sunday, March 7, 2010

(Bukan) Gombal

Hei kamu,
Bagaimana bisa aku tersenyum hangat malam ini dan merasakan letupan lembut di dadaku hanya karna bertemu denganmu barusan?

Oh tidak.
Aku tidak sedang bergombal sayang. Aku hanya tidak tahu cara apa yg pantas untuk melampiaskan apa yg ku rasa.

Aku tidak mau kamu, tapi aku mau rasa ini terus menciptakan senyum simpul di wajahku.
Aku tidak mau kamu, tapi aku mau hatimu di sini.

Saturday, March 6, 2010