Friday, August 27, 2010

Realita & Ekspektasi

Aku berharap kamu tetap mengingatku, dengan aku mengingatmu.
Aku berharap kamu mengenangku, dengan aku mengenangmu.

Ekspektasi.

Hebat, semuanya terasa terekam jelas dalam sebuah benda kecil kompleks di kepalaku. Entah sebuah kelebihan atau kekuranganku, yg pada realitanya kamu tidak mengingatku, kamu tidak mengenangku. Sebenarnya aku tidak berharap, bahkan tidak pernah sebelumnya. Tapi kemudian kamu muncul, dan semua di masa itu terulang di otakku.

Ketika penjelasan tak lagi memuaskan, semua terasa konyol. Bisa-bisanya sebuah pengharapan muncul lalu menghancurkan pandangan.

"Jangan terlalu ngarep, nanti jatuhnya ga enak."

Realita ada karna ekspektasi.

Saturday, August 14, 2010

Save Me From My Self

Aku tak mengerti bisa-bisanya aku tertidur pulas begini, padahal sorenya aku bisa dibilang uring-uringan ga jelas. Ada suatu hal yg seharusnya tidak perlu kupikirkan, karna kecemasan ditambah rasa tegang tadi sangat tak berarti. Bahkan ketika kutertidur, aku tak menyadari bahwa seseorang menelepon ke ponselku berkali-kali. Bukan dia, dan malang sekali orang itu karna teleponnya lagi-lagi tak terjawab.

Sekarang pukul 10 malam, berarti sudah hampi 4 jam aku tertidur. Rasanya tadi aku begitu pulas, dan tuli dengan sekitar. Masa hanya karna uring-uringan tadi sore cukup menguras tenagaku hingga kelelahan dan membutuhkan tidur agak lama dibukan waktunya? Oke, aku mengakui kalau akhir-akhir ini aku kurang tidur, lingkar mataku agak hitam, konsentrasiku agak menurun. Tapi kan...?

Suasana kamar yg sepi kembali membuatku memikirkannya, si ga penting dan ga perlu dipikirkan itu. Aku tadi hanya sedikit takut, dan perasaanku meresponnya sangat berlebihan, karna ternyata aku salah langkah. Seharusnya aku tidak membalas smsnya beberapa hari yg lalu. Seharusnya aku tidak mengiyakan tawarannya. Seharusnya aku tidak memberikan kepastian dan mengulur waktu agar dia menyerah. Seharusnya aku tidak perlu terlarut dalam masa lalu. Seharusnya dulu tak pernah ada kisah diantara kita. Seharusnya aku tidak mengenalnya. Seharusnya...

Entah, seharusnya aku tidak seperti ini, dengan memendamnya sendirian...

Wednesday, August 11, 2010

Mayat Hidup dan Hantu

Ini bukan diriku, dan kamu tidak menyadarinya. Kejadian yg sama terulang kembali, dengan kondisi yg tidak jauh berbeda dari yg sebelumnya, bedanya kali ini cukup menyedot energiku. Kamu membuatku seperti mayat hidup.

Seperti layaknya mayat, tubuhku terasa mati dan kaku, hanya saja aku masih bisa merasakannya, rasa yg sejak dulu telah ku kubur rapat sekali, sampai-sampai rasa tersebut benar-benar tak mampu menerobos pertahananku.

Masih sulit ternyata, melarikan diri darimu. Usaha yg kulakukan selama ini masih belum berhasil, karna kamu masih bisa mengikutiku, dan mendahului menjadi hantu.

Malam ini kembali jadi awalnya, dan kamu kembali membuatku menulis seperti ini.
Akhirilah, aku sudah sangat capek....

Tuesday, August 3, 2010

Pergi dan Jangan Kembali

Maaf, aku tidak menyangka akan terjadi obrolan dengannya, tentang kamu. Tau ga, aku udah berhasil melupakan kamu, tidak membahas kamu, kembali pada kebenaran, menjadi waras (lagi), dan jatuh ke hati yg lain.

Semuanya mengalir, hingga tak sadar namamu terlontar.Seseorang dari masa lalu kita, mengawali ini, hingga perasaan dan pikiranku kembali kepada kamu, kembali kepada kisah kita, kembali pada sakit itu, antara marah, dendam, dan sedih, yang beberapa waktu yang lalu sama-sama kita rasakan.

Sudah lah, aku hanya sekedar menulis agar kelak aku ingat bahwa aku pernah mengalami kisah ini. Dan semoga besok-besok semuanya jelas, atau benar-benar lenyap.