Thursday, December 30, 2010

BANCI!

Aku berkata benar, tapi telingaku menangkap bising busuk bersumber kamu. Aku ikut salah, karena dengan bodohnya menerimamu tanpa melihat dengan kacamataku. Sejujurnya aku tidak pernah mempermasalahkan ini sebelumnya, dan kamu berjanji bahwa tidak akan pernah menggangguku lagi.

Cukuplah tahun 2010 ini keburukan ditutup olehmu. Aku tidak mau berurusan denganmu lagi. Aku akan meninggalkan mereka yang mempertemukan kita, walau sulit tentunya.

Aku akan menganggap ini selesai, jika kamu tidak menjadi banci lagi.

Monday, December 27, 2010

Rencana Tuhan

Lagi kangen sama almarhum kakak saya yg paling gede. Ga kerasa udah 4 tahun lebih dia pergi, tapi baruuuuu aja tadi subuh dia dateng ke mimpi saya. Kalau 2 bulan yg lalu dia datang dan membiarkan saya menangis di pelukannya, tadi subuh ceritanya di mimpi saya terbangun di kamar rumah lama, dan di samping saya alm. kakak udah terbangun sedangkan abang masih tidur. Kakak menggunakan baju lengan panjang berwarna putih dengan bawahan warna krem kecoklatan atau mirip putih pudar. Pakaian tersebut sama seperti yg dipakainya dalam mimpi saya 4 tahun yg lalu, beberapa saat sebelum dia pergi. Hampir di setiap mimpi, dia menggunakan pakaian yg sama.

Dan tadi, jarang-jarang saya cerita tentang kakak ke temen tanpa cirambay. Atau waktunya aja kali ya, yg ga memungkinkan.

Rumah kayanya bakal lebih rame kalau dia masih ada, atau mungkin saya udah mau punya ponakan kali ya. Hihi..

Rencana Tuhan emang ga bisa ditebak. Kakak saya pergi diumur tepat ke 20 lebih 2 hari. Dan yg paling mengesankan, dia ga minta perayaan ulang tahun dengan makan-makan mengundang teman-temannya ke rumah, melainkan cukup baca Yasin sekeluarga, dan dia ikut baca walaupun dadanya sesekali terasa sakit. Subhanallah...

Ga tau ah, saya ga bisa nahan untuk ga nangis tiap kali nulisin dia. Emang dasar bungsu cengeng dan perempuan satu-satunya yg dulu sering dianter-jemput sama kakak.

Saturday, December 25, 2010

Ga Tau Kenapa

Kayanya saya udah keseringan nulis disini dengan diawali kalimat, “ga tau kenapa, blablabla....”.

Ga tau, kadang justru pada saat itu lah saya sedang bingung, dilema, galau, atau apapun itulah yang sejenis. Dan sama seperti sekarang, saya sangat ingin memulai tulisan ini dengan kalimat “ga tau kenapa”.

Dan ga tau kenapa, saya ingin nangis tiap kali ngerasain hal ini, rasa yg seharusnya udah aman, bukannya menjadi sesuatu yg memperburuk keadaan saya. Yah, walaupun terkadang saya juga senang menjadi galau, agar saya rajin menulis. Udah lama juga sih ya, saya ga cerita disini, beda sama waktu jaman-jaman SMA. Hahaha

Saya tau kalo terus melihat masa lalu sambil membanding-bandingkannya itu sangatlah menyiksa, terlebih kalau si sesuatu di masa lalu itu sangat keren. Tapi kalau saya terjebak terus dan ga bangkit, kapan saya bisa ngejar? Kapan saya bisa mengembalikan satu rasa walaupun tempat-waktu-orang berbeda?

Tangisan ga selamanya bencana. Dan sangat tau mengapa, saya ingin sekali menangis.