Sunday, June 21, 2009

Tragedi Tanah Lot

Selama berlibur di bali, hanya ada 2 tempat yg membuat saya merasa sedang berlibur: malam hari di Pantai Legian dan Tanah Lot.

Pantai Legian merupakan tempat trakhir yg saya kunjungi malam-malam di bali. Pemandangannya sebenernya masih kerenan Dream Land (atau karna saya kesana malam hari), tapi entah kenapa saya lebih ngena di Pantai Legian. Saya menginap disalah satu hotel di jalan Legian. Acara malam hari adalah bebas, jadi saya dan April memutuskan untuk mengitari daerah tersebut berdua sekitar jam 10 malam. Malam hari tetap saja banyak kendaraan yg berlalu lalang. Karna ngeri juga kita cewe jalan berdua, akhirnya kita balik lagi ke hotel tapi sebelumnya kita nanya dulu ke warga sekitar pantai ada di belah mana.

Sesampainya di hotel, saya langsung mengajak anak-anak yg lain. Kita pun berjalan sekitar 500m dan menemukan pantai. Banyak bintang yg bertebaran di langit, membuat pemandangan lebih indah. Kita pun foto2 dan sekitar jam 12.30 kembali ke hotel.
Sesampainya di hotel, saya agak shock karena teman saya yg ga ikut sedang open house. Banyak temen2 yg nongkrong di depan dan dalam kamar saya. Posisi kamar saya paling strategis, di depannya ada kolam renang.

Besoknya setelah sarapan pagi, rombongan sekolah saya langsung menuju Tanah Lot. Menurut pergosipan, Tanah Lot ini tempat yg sakral. Disana ada Pura yg di dalamnya ada mata air suci yg rasanya tawar padahal berada di pinggir pantai. Konon buat cewe2 yg belum punya pacar dan kesana, cewe itu akan menemukan jodohnya dan apabila kesana dengan pacar, maka akan putus.

Saya sih percaya ga percaya. Tapi setelah dari tempat tersebut saya dan Kiki cukup bertanya-tanya. Kiki yg selama disana selalu berada disebelah saya tiba2 diekorin oleh teman saya yg cowo. Sedangkan saya, ketika minta tolong fotoin saya sendirian ke Nandar, tiba2 seorang cowo satu sekolah yg ga saya kenal menghampiri dan minta foto bareng.

"eh, foto bareng dong," kata dia.
"tar, aku foto sendirian dulu," balas saya.
"ih, masa ga mau foto sama Putra.."

Saya yg harusnya foto sendirian malah ditemani orang yg ternyata bernama Putra.
Sejak saat itu, saya baru ngeh, ternyata dia lah yg selama perjalanan ke bali suka ngegoda saya. Di perjalanan pulang dia cukup mengeluarkan nada manjanya ke saya ketika di restoran kereta.

Barusan ketika saya melihat-lihat hasil jepretan kamera saya, ternyata dia terjepret kamera ketika saya sedang berfoto di Kuta. Jelas saya shock karna saya ga sadar waktu itu.

Hmm hmm hmm.. :)

No comments:

Post a Comment