Saturday, August 15, 2009

Malkist Abon

Bermula dari bertransmigrasinya saya ke tempat duduk teman saya yg lagi kosong untuk mencari makanan, ada seorang teman saya yg mana si empunya kursi mengerti dengan masalah yg sedang saya hadapi saat itu. Yoi, saya kelaparan!

“tuh di kolong meja ada Malkist Abon, ambil aja,” kata temen saya.

Asik!

Bel tanda istirahat berakhir berbunyi, saatnya pelajaran Seni Rupa dan si guru langsung masuk kelas ketika saya baru menggigit Malkist Abon. Ketika itu saya duduk paling depan di pojok (fyi, saya suka pindah-pindah tempat duduk dan bukan tipe orang yg setia), untungnya bukan di depan guru banget. Jadi saya masih bisa makan sembunyi-sembunyi. Si guru pun keluar sejenak, 2 orang teman saya langsung menghampiri.

“Pengen doooong…” Kata Farissa di susul Gita.

Guru Seni Rupa nongol.

“Punya April.”

Gara-gara si Guru muncul, mereka pun berlagak menanyakan motif apa yg bagus untuk dituangkan pada gambar mereka. Saat Guru ta melihat, mereka langsung merampok malkistnya. Oke deh, cemilan saya berkurang!

Setelah merampok, mereka pergi sambil menyembunyikan hasil rampokannya dan memakannya diam-diam di belakang.

Tak lama kemudian, ketika Guru ada di samping saya sedang memeriksa buku gambar A3 milik Gema, Rai yg dari tadi di belakang udah teriak-teriak menghampiri saya sambil tersenyum ga enak.

Heuheu..

Cemilan saya berkurang lagi. Dasar nekat. Motif Rai sama seperti Farissa dan Gita, pura-pura nanya ke saya. Oke, dia pun pergi merayap setelah mendapatkan apa yg dia mau.

Setelah itu teman-teman saya yg menyadarinya, khususnya Galuh yg lagi puasa maki-maki saya gara-gara saya makan di depan dia. Hoho..

Payah deh, untuk urusan sembunyi-sembunyi saya bukan jagonya. Dan pelajaran yg bisa dipetik dari kisah diatas adalah: JANGAN MAKAN DI KELAS KETIKA SEDANG BELAJAR KARENA DAPAT MEMANCING JIWA PENCURI UNTUK MENCURI CEMILAN!

No comments:

Post a Comment