Thursday, April 1, 2010

Sangat Terasa

Apa yang terjadi kurang dari 24 jam ini masih sangat terasa. Bus yang cukup nyaman dengan interior yang tidak biasa dengan yang lain, jaket tebal yang menutupi badan kami yang kedinginan plus syal dan kupluk agar terasa lebih hangat, dan rombongan ini lebih didominasi oleh kami, aku dan para sahabatku, dan juga dia.


Jujur saja, sulit bagiku untuk melupakan kejadian itu. Sebuah mimpi buruk yang selama ini kuhindari, dan aku terperangkap di dalamnya, hingga kini. Aku sendiri juga tak tahu mengapa aku bisa terpeleset kembali, dan kapan aku terpeleset. Di tambah dengan sahabatku yang tidak tahu apa-apa tentang ini.

 

Anehnya, dia terus saja mengikutiku, si mimpi buruk itu, membuat hidupku sangat tidak tenang dan nyaman.

 

Bus yang kami tumpangi memutuskan menepi, karena salju di jalanan sudah semakin tebal. Orang-orang sibuk mempersiapkan barang apa saja yang akan dibawanya turun, termasuk aku. Dan sebuah tatapan sinis dengan mata memerah karena benci tertangkap oleh lensa mataku. Tatapan itu ditujukan padaku, tatapan dari mimpi burukku.

No comments:

Post a Comment