Membaca tulisan "Happy Ending" di dasboard tumblr, saya tiba-tiba teringat perdebatan bersama seorang teman tentang happy ending.
Kalo kata saya, 'happy ending' itu ga ada, yang ada mah 'sad ending'. Logikanya, emang ada gitu, akhir yang bahagia? Atau misal, dalam hal putus gitu. Okelah mungkin ada yang seneng ketika putus, tapi pasti itu ga dari kedua belah pihak itu senengnya. Pasti salah satunya ada yg sakit, ada yang ga nerima. Atau contoh lain 'Kematian'. menurut saya, kematian itu adalah akhir dari kisah seseorang di dunia. Apakah meninggal dunia itu adalah suatu kebahagiaan? Yang ada saya dulu nangis semingguan waktu ditinggal kaka saya yang paling gede, malah sampe sekarang juga kalo keinget suka tiba-tiba nangis.
Nah, menurut teman saya, 'happy ending' itu ada. Dan saya pun langsung mematahkan pendapatnya, "yang ada, happy ending mah di sinetron-sinetron." Teman saya tidak mau kalah, saya pun begitu. "Ya tapi kan, suatu akhir itu bisa bahagia. Di novel-novel juga kan," kata dia.
Emang kehidupan seseorang hanya sesingkat novel dan sepanjang sinetron? Satu yang ada di otaak saya saat itu, akhir dari semua akhir adalah kematian. Dan pasti kematian itu bukan hal yang lucu, bukan hal yang bisa membuat tertawa-tawa, dan sebagainya. Tapi kematian itu cukup mengiris hati bagi yang ditinggalkan.
Dan ternyata, ketika saya menulis ini saya kembali tepikir akan sesuatu. Akhir dari sebuah kisah itu bisa 'happy ending' atau 'sad ending', tergantung dari seseorang itu menjalani hidupnya dengan seperti apa. Apabila seseorang itu melalui hidupnya dengan 'baik', pasti ia akan merasakan si happy ending itu. Tapi apabila seseorang itu menjalani hidupnya dengan 'buruk', pasti ia akan merasakan si sad ending. Karna sesungguhnya, masih ada kehidupan setelah kematian.
No comments:
Post a Comment