Monday, April 5, 2010

Kisah di sini sudah hampir selesai

Senja telah pudar, kelabu sudah menjadi pekat. Aku terus melangkah, mendekati suatu tempat yang sama sekali asing bagiku.

Cahaya lampu yang berjajar rapih di jalanan cukup membantu penglihatanku, memperjelas keadaan tempat yang tinggal beberapa langkah lagi akan ku pijak. Tak ada satu pun kendaraan yang berlalu lalang. Sepi, aku hanya ditemani oleh angin malam dan suara-suara jangkrik.

Langkah demi langkah, tampak rumah-rumah penduduk yang jarang di pinggir jalan yang ku lewati. Kebanyakan rumahnya tidak besar, mungkin memang karena penduduk disini belum mengenal kemewahan. Ada yang aneh pada bangunan-bangunan tersebut. Mengapa tidak bercahaya, padahal jelas listrik tidak mati? Mengapa sama sekali tidak mencerminkan bahwa ada kehidupan? Mengapa dari tiap rumah yang ku lewati, tidak ada satupun orang yang keluar dari bangunan tersebut?

Aku mulai merinding, ditambah angin yang terus menggodaku. Jantung ini mulai berderu kencang, tapi tetap aku tidak akan menyesali pilihanku untuk menyendiri kesini. Badan ini mulai merasa awas, tak hentinya aku melihat sekeliling, dengan terus berjalan. Sepertinya keyakinanku akan pudar.

5 menit... 10 menit... 20 menit...
Tak sia-sia aku terus berjalan! Dari kejauhan, aku bisa menangkap sesosok pria bermantel hitam, ia berjalan ke arahku. Dengan tak sabar aku mempercepat langkah kakiku agar bisa melampiaskan apa yang aku rasa pada pria tersebut. Semakin dekat, kurasa ia masih berumur setengah abad.

"Maaf, apakah anda penduduk disini?" tanyaku sopan ketika berpapasan.

Pria itu menghentikan langkahnya, dan langsung memalingkan wajahnya padaku.
Datar, tak kutemukan sedikit pun emosi di wajahnya.

Ia kembali menatap lurus ke belakangku, lalu berkata, "Kisah di sini sudah hampir selesai. Bagaimana di sana?"

Ha..? Apa maksud pria ini?

"Di sana, di mana? Maksud anda apa..?" tanyaku berharap pria itu menjelaskan lebih dari yang aku mau.

"Kisah di sini sudah hampir selesai. Kembali lah, dan selamat malam."

Pria itu pergi begitu saja tanpa adanya kontak mata denganku. Aku hanya terdiam, dan kembali memperhatikan sekitar, dan terpaku melihat kepergian pria tadi. Mengapa ia menyuruhku kembali?

Tiba-tiba terdengar dentuman pistol disusul jeritan seorang wanita. Aku semakin merinding.

Ucapan pria tadi melintas di benakku. "Kisah di sini sudah hampir selesai. Kembali lah."

No comments:

Post a Comment